Jumat, 06 Juni 2014

PERMASALAHAN BANJIR DI JAKARTA


1.     Pengertian Banjir
Banjir adalah peristiwa yang terjadi saat aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir biasanya disebabkan oleh, curah hujan yang berlebihan, meluap atau jebolnya tanggul penampungan air  dan lain-lain.
                           
2.   Banjir Di Jakarta
Jakarta adalah salah satu kota di Indonesia yang paling sering di landa banjir, masalah banjir di Jakarta adalah masalah yang tak pernah usai dari waktu ke waktu. Intensitas banjir dan area banjir di jakarta makin meluas, bisa dikatakan bahwa Jakarta adalah kota langganan banjir.

3.   Contoh-Contoh Masalah Banjir Di Jakarta
a)         Banjir, Kampung Pulo Tergenang hingga 1,5 Meter
Hujan yang mengguyur Jakarta dan wilayah di sekitarnya pada Sabtu malam, 29 Maret 2014, menyebabkan banjir di bantaran Kali Ciliwung. Pada Ahad pagi, 30 Maret 2014, Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jakarta Timur, terendam banjir hingga 150 sentimeter.

b)   Warga Kebon Jeruk Bosan dengan Banjir yang "Rajin" Datang

Banjir setinggi 30 centimeter, menerjang ratusan rumah di RW 05, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Kendati tak terbilang parah, warga mengeluhkan banjir yang "rajin" datang.
Banjir kali ini diketahui adalah banjir kiriman dari Kali Pesanggrahan membuat warga stres.

"Saya stress dan pusing, kalau begini terus," ujar salah satu warga Mastiur Lan (63), saat ditemui di tengah banjir, Jumat (23/5/2014).
Menurutnya, banjir merendam beberapa rumah warga, yaitu di RT 02,03,04, dan 13. Air naik ke rumah-rumah warga sejak dini hari sekira pukul 02.00 WIB. Warga kemudian menyelematkan barang-barang berharga. "Air masuk ke rumah saya pukul 03.00 WIB," lanjutnya.

Menurutnya, masalah seringnya banjir masih belum tertangani sejak ia pindah ke lokasi itu pada 1986. "Masalahnya di kali itu lagi, saya pindah tahun 1986 kali ini gak pernah dikeruk," tutup pensiunan guru SMP Negeri 197 Jakarta itu

 

 

c)    Kawasan sekitar Ciledug Jakarta terendam banjir

Sejumlah lokasi di Kecamatan Ciledug, Tangerang Selatan, Banten, dan beberapa kecamatan sekitarnya terendam banjir akibat meluapnya Kali Angke dan Kali Pesanggrahan yang melintasi kawasan perbatasan Tangerang dan DKI Jakarta itu, Jumat.

Air dari Kali Angke mulai meluap dan memasuki kawasan pemukiman di sekitarnya, seperti Ciledug Indah I dan Pinang Griya Permai dengan ketinggian bervariasi, namun untuk sementara tidak lebih dari betis kaki orang dewasa, demikian pantauan Antara di lapangan.

 

4.   Cara-Cara Penanggulangan Banjir

·        Pompa waduk pluit

Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Ahmad Hermanto Dardak, meresmikan pengoperasian tiga unit pompa baru di Waduk Pluit. Terhimpun di satu bangunan rumah di sisi timur waduk, tambahan tiga pompa itu membuat ancaman banjir gara-gara air melimpas dari waduk terbesar di Jakarta ini tak perlu dikhawatirkan lagi.

“Saya harapkan tambahan tiga pompa ini bisa menanggulangi banjir di Jakarta,” kata Hermanto saat peresmian pompa-pompa tersebut di Muara Baru, Kamis, 27 Maret 2014.

Kapasitas sedot ketiga pompa tersebut masing-masing sebesar 5 meter kubik per detik. Bersama pompa-pompa yang ada di sisi barat dan tengah, mereka menciptakan total daya sedot sampai 49 meter kubik per detik.

Adapun kapasitas debit air yang masuk ke Waduk Pluit sebesar 34 meter kubik per detik. "Saya kira ini sudah bisa mengendalikan banjir," kata Hermanto lagi. 

Seperti rumah pompa lainnya rumah pompa di sisi timur dikelola dan dipelihara oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Hermanto menambahkan. Namun, jika ada kerusakan yang berat, pihak kementerian tetap ikut membantu. 

Proyek pembangunan tiga pompa di waduk seluas 2.080 hektare tersebut menggunakan dana hibah dari Jepang sekitar Rp 120 miliar. Proyek pembangunan sendiri berlangsung selama dua tahun dan dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama dimulai tanggal 7 Maret 2012-30 Juni 2012, tahap kedua dimulai 1 Juli 2012-30 September 2013, tahap ketiga dimulai 1 Juli 2012-Desember 2014.

Lingkup pekerjaan meliputi rekonstruksi stasiun pompa tiga lantai seluas 400 meter persegi, serta pembangunan tanggul laut di depan stasiun pompa. Saat ini proyek pembangunan sudah berlangsung selama 23 bulan dengan progres pekerjaan sebesar 92,2 persen. 

·        Jokowi Kebut Normalisasi 13 Kali Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi berencana mempercepat proses pembebasan lahan dan normalisasi 13 sungai besar. Apalagi dirinya sebentar lagi akan nonaktif dari jabatan gubernurnya lantaran mulai cuti terhitung sejak 31 Mei 2014.
Karenanya, Pemprov DKI Jakarta dan Kementerian Pekerjaan Umum hari ini menggelar penandatanganan kerja sama. Jokowi berharap, pembebasan lahan ini dapat dilakukan sebelum musim hujan datang agar banjir dapat diminimalisir.
"Ini kan maunya kebut-kebutan. Sebelum musim hujan itu bisa diselesaikan. Siang-malam dikerjakan. Siang malam kita kebut. Yang mesti kita selesaikan ya selesaikan. Sampai akhir harus kita selesaikan," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Jumat (30/5/2014).
Musim penghujan sendirinya biasanya terjadi pada sekitar bulan November-Desember. Sementara dirinya, akan non aktif sebagai Gubernur DKI untuk mengikuti Pilpres 2014. Dan jika terpilih menjadi presiden nanti, pelantikan digelar pada Oktober.
Karenanya, pembebasan lahan dan normalisasi 13 sungai besar yang bekerja sama dengan pemerintah pusat, khususnya untuk Kali Pesanggrahan, Angke, dan Sunter, tengah dikebut pengerjaannya.
"Normalisasi dan pembebasan lahan dua-duanya berbarengan. Yang pertama dilakukan yang dibebaskan yang dilalui kali Pesanggrahan. Misalnya di kawasan Karet, di Kedoya," tutur Jokowi.
Semua tugas pembebasan lahan akan dilakukan Pemprov DKI. Sementara, Dirjen Sumber Daya Air Kemen PU, Mohammad Hasan, mengatakan, pihaknya bertanggung jawab pada pengerjaan fisik. Untuk normalisasi Kali Pesanggrahan, Angke, Sunter pihaknya menggelontorkan dana Rp 250 miliar. Kemudian Pemprov DKI mengalokasikan dana pembebasan lahan sebesar Rp 250 miliar, tahun ini.

"Masih kurang 30 persen pengerjaan normalisasi, ini sudah berjalan 3 tahun, cuma dikerjakan bertahap. 30 Persen untuk Angke, Sunter dan Pesanggrahan. Totalnya 30 persen lagi yang belum," jelas Hasan.

0 komentar: