Senin, 16 Juni 2014

KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITI)

1.     Pengertian Keanekaragaman Hayati (Biodiversiti)
keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman diantara makhluk hidup dari semua sumber, termasuk di antaranya daratan, lautan, dan ekosistem perairan  lainnya, serta komplek-komplek ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dan ekosistem. [1]

2.     Tingkatan Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati terdiri atas tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem
a)      Keanekaragaman Gen
Gen atau plasma nuftah adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang terdapat di dalam kromosom. Setiap individu mempunyai kromosom yang membawa sifat menurun (gen) dan terdapat di dalam inti sel. Perbedaan jumlah dan susunan faktor menurun tersebut akan menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen.
Makhluk hidup satu spesies (satu jenis) bisa memiliki bentuk, sifat, atau ukuran yang berbeda. Bahkan pada anak kembar sekalipun terdapat perbedaan. Semuaperbedaan yang terdapat dalam satu spesies ini disebabkan karena perbedaan gen. Jadi, keanekaragaman gen adalah segala perbedaan yang ditemui pada makhluk hidup dalam satu spesies. Contoh keanekaragaman tingkat gen ini misalnya, tanaman bunga mawar putih dengan bunga mawar merah yang memiliki perbedaan, yaitu berbeda dari segi warna. Atau perbedaan apa pun yang ditemui pada sesama ayam petelor dalam satu kandang.

b)     Keanekaragaman Hayati
Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang mempunyai persamaan secara morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya (interhibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang fertil (subur) untuk melanjutkan generasinya. Kumpulan makhluk hidup satu spesies atau satu jenis inilah yang disebut dengan populasi.
Keanekaragaman jenis adalah segala perbedaan yang ditemui pada makhluk hidup antar jenis atau antar spesies. Perbedaan antar spesies organisme dalam satu keluarga lebih mencolok sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antar individu dalam satu spesies (keanekaragaman gen).
Contohnya, dalam keluarga kacang-kacangan dikenal kacang tanah, kacang buncis, kacang hijau, kacang kapri, dan lain-lain. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut kita dapat dengan mudah membedakannya karena di antara mereka ditemukan ciri khas yang sama. Akan tetapi, ukuran tubuh atau batang, kebiasaan hidup, bentuk buah dan biji, serta rasanya berbeda.

c)      Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Suatu lingkungan tidak hanya dihuni oleh satu jenis makhluk hidup saja, tetapi juga akan dihuni oleh jenis makhluk hidup lain yang sesuai. Akibatnya, pada lingkungan tersebut akan dihuni berbagai makhluk hidup berlainan jenis yang hidup berdampingan.
Perbedaan komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda. Komponen biotik dan abiotik di berbagai daerah tersebut juga bervariasi baik mengenai kualitas maupun kuantitasnya. Variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi ini akan menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Contoh ekosistem adalah: hutan hujan tropis, hutan gugur, padang rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain-lain.
Jadi keanekaragaman ekosistem adalah segala perbedaan yang terdapat antar ekosistem. Keanekaragaman ekosistem ini terjadi karena adanya keanekaragaman gen dan keanekaragaman jenis (spesies).
Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem misalnya: pohon kelapa banyak tumbuh di daerah pantai, pohon aren tumbuh di pegunungan, sedangkan pohon palem dan pinang tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah.
Simpulannya adalah, keanekaragaman gen menyebabkan munculnya keanekaragaman species, dan akhirnya menyebabkan munculnya keanekaragaman ekosistem. Itu semua disebut keanekaragaman hayati.




[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Keanekaragaman_hayati

Jumat, 06 Juni 2014

PERMASALAHAN BANJIR DI JAKARTA


1.     Pengertian Banjir
Banjir adalah peristiwa yang terjadi saat aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir biasanya disebabkan oleh, curah hujan yang berlebihan, meluap atau jebolnya tanggul penampungan air  dan lain-lain.
                           
2.   Banjir Di Jakarta
Jakarta adalah salah satu kota di Indonesia yang paling sering di landa banjir, masalah banjir di Jakarta adalah masalah yang tak pernah usai dari waktu ke waktu. Intensitas banjir dan area banjir di jakarta makin meluas, bisa dikatakan bahwa Jakarta adalah kota langganan banjir.

3.   Contoh-Contoh Masalah Banjir Di Jakarta
a)         Banjir, Kampung Pulo Tergenang hingga 1,5 Meter
Hujan yang mengguyur Jakarta dan wilayah di sekitarnya pada Sabtu malam, 29 Maret 2014, menyebabkan banjir di bantaran Kali Ciliwung. Pada Ahad pagi, 30 Maret 2014, Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jakarta Timur, terendam banjir hingga 150 sentimeter.

b)   Warga Kebon Jeruk Bosan dengan Banjir yang "Rajin" Datang

Banjir setinggi 30 centimeter, menerjang ratusan rumah di RW 05, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Kendati tak terbilang parah, warga mengeluhkan banjir yang "rajin" datang.
Banjir kali ini diketahui adalah banjir kiriman dari Kali Pesanggrahan membuat warga stres.

"Saya stress dan pusing, kalau begini terus," ujar salah satu warga Mastiur Lan (63), saat ditemui di tengah banjir, Jumat (23/5/2014).
Menurutnya, banjir merendam beberapa rumah warga, yaitu di RT 02,03,04, dan 13. Air naik ke rumah-rumah warga sejak dini hari sekira pukul 02.00 WIB. Warga kemudian menyelematkan barang-barang berharga. "Air masuk ke rumah saya pukul 03.00 WIB," lanjutnya.

Menurutnya, masalah seringnya banjir masih belum tertangani sejak ia pindah ke lokasi itu pada 1986. "Masalahnya di kali itu lagi, saya pindah tahun 1986 kali ini gak pernah dikeruk," tutup pensiunan guru SMP Negeri 197 Jakarta itu

 

 

c)    Kawasan sekitar Ciledug Jakarta terendam banjir

Sejumlah lokasi di Kecamatan Ciledug, Tangerang Selatan, Banten, dan beberapa kecamatan sekitarnya terendam banjir akibat meluapnya Kali Angke dan Kali Pesanggrahan yang melintasi kawasan perbatasan Tangerang dan DKI Jakarta itu, Jumat.

Air dari Kali Angke mulai meluap dan memasuki kawasan pemukiman di sekitarnya, seperti Ciledug Indah I dan Pinang Griya Permai dengan ketinggian bervariasi, namun untuk sementara tidak lebih dari betis kaki orang dewasa, demikian pantauan Antara di lapangan.

 

4.   Cara-Cara Penanggulangan Banjir

·        Pompa waduk pluit

Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Ahmad Hermanto Dardak, meresmikan pengoperasian tiga unit pompa baru di Waduk Pluit. Terhimpun di satu bangunan rumah di sisi timur waduk, tambahan tiga pompa itu membuat ancaman banjir gara-gara air melimpas dari waduk terbesar di Jakarta ini tak perlu dikhawatirkan lagi.

“Saya harapkan tambahan tiga pompa ini bisa menanggulangi banjir di Jakarta,” kata Hermanto saat peresmian pompa-pompa tersebut di Muara Baru, Kamis, 27 Maret 2014.

Kapasitas sedot ketiga pompa tersebut masing-masing sebesar 5 meter kubik per detik. Bersama pompa-pompa yang ada di sisi barat dan tengah, mereka menciptakan total daya sedot sampai 49 meter kubik per detik.

Adapun kapasitas debit air yang masuk ke Waduk Pluit sebesar 34 meter kubik per detik. "Saya kira ini sudah bisa mengendalikan banjir," kata Hermanto lagi. 

Seperti rumah pompa lainnya rumah pompa di sisi timur dikelola dan dipelihara oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Hermanto menambahkan. Namun, jika ada kerusakan yang berat, pihak kementerian tetap ikut membantu. 

Proyek pembangunan tiga pompa di waduk seluas 2.080 hektare tersebut menggunakan dana hibah dari Jepang sekitar Rp 120 miliar. Proyek pembangunan sendiri berlangsung selama dua tahun dan dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama dimulai tanggal 7 Maret 2012-30 Juni 2012, tahap kedua dimulai 1 Juli 2012-30 September 2013, tahap ketiga dimulai 1 Juli 2012-Desember 2014.

Lingkup pekerjaan meliputi rekonstruksi stasiun pompa tiga lantai seluas 400 meter persegi, serta pembangunan tanggul laut di depan stasiun pompa. Saat ini proyek pembangunan sudah berlangsung selama 23 bulan dengan progres pekerjaan sebesar 92,2 persen. 

·        Jokowi Kebut Normalisasi 13 Kali Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi berencana mempercepat proses pembebasan lahan dan normalisasi 13 sungai besar. Apalagi dirinya sebentar lagi akan nonaktif dari jabatan gubernurnya lantaran mulai cuti terhitung sejak 31 Mei 2014.
Karenanya, Pemprov DKI Jakarta dan Kementerian Pekerjaan Umum hari ini menggelar penandatanganan kerja sama. Jokowi berharap, pembebasan lahan ini dapat dilakukan sebelum musim hujan datang agar banjir dapat diminimalisir.
"Ini kan maunya kebut-kebutan. Sebelum musim hujan itu bisa diselesaikan. Siang-malam dikerjakan. Siang malam kita kebut. Yang mesti kita selesaikan ya selesaikan. Sampai akhir harus kita selesaikan," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Jumat (30/5/2014).
Musim penghujan sendirinya biasanya terjadi pada sekitar bulan November-Desember. Sementara dirinya, akan non aktif sebagai Gubernur DKI untuk mengikuti Pilpres 2014. Dan jika terpilih menjadi presiden nanti, pelantikan digelar pada Oktober.
Karenanya, pembebasan lahan dan normalisasi 13 sungai besar yang bekerja sama dengan pemerintah pusat, khususnya untuk Kali Pesanggrahan, Angke, dan Sunter, tengah dikebut pengerjaannya.
"Normalisasi dan pembebasan lahan dua-duanya berbarengan. Yang pertama dilakukan yang dibebaskan yang dilalui kali Pesanggrahan. Misalnya di kawasan Karet, di Kedoya," tutur Jokowi.
Semua tugas pembebasan lahan akan dilakukan Pemprov DKI. Sementara, Dirjen Sumber Daya Air Kemen PU, Mohammad Hasan, mengatakan, pihaknya bertanggung jawab pada pengerjaan fisik. Untuk normalisasi Kali Pesanggrahan, Angke, Sunter pihaknya menggelontorkan dana Rp 250 miliar. Kemudian Pemprov DKI mengalokasikan dana pembebasan lahan sebesar Rp 250 miliar, tahun ini.

"Masih kurang 30 persen pengerjaan normalisasi, ini sudah berjalan 3 tahun, cuma dikerjakan bertahap. 30 Persen untuk Angke, Sunter dan Pesanggrahan. Totalnya 30 persen lagi yang belum," jelas Hasan.

Senin, 02 Juni 2014

Museum Keprajuritan Indonesia (TMII)

1.                Letak dan Bentuk Museum Keprajuritan TMII
Museum keprajuritan Indonesia, terletak di kawasan Taman Mini Indonesia Indah, di kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Letak museum ini terletak diantara museum transportasi dan dunia air tawar.
Bentuk museum ini menyerupai benteng klasik abad ke-16. Terdapat beberapa meriam di sisi atas museum. Benteng dikelilingi oleh parit dengan pintu kayu yang megah, di halaman museum terdapat replika kapal banten dan kapal phinisi yang besar.
2.                Pelajaran dari Museum Keprajuritan Indonesia TMII

Sangat banyak pelajaran yang dapat didapat dari berkunjung ke museum ini, di karenakan bukan hanya koleksi dari museum ini, tetapi juga karena setiap benda di museum ini memiliki makna dan arti. Contohnya:
·       Gerbang utama: gerbang dengan model dari abad ke-16 yang memiliki makna bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki keramahtamahan serta keterbukaan
·       Bastion: memiliki arti bahwa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kewaspadaan nasional demi menjaga keutuhan NKRI
·       Kapal Banten dan kapal Phinisi: memiliki makna bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki kekuatan maritim yang tersebar dari sabang sampai merauke

Ada pula penyajian pameran dalam bentuk diorama, fragmen patung, dan relief, bagian luar maupun bagian dalam. Pameran bagian luar merupakan paduan relief yang menyatu ke dinding bangunan bagian luar , meliputi 19 adegan kisah panjang perjuangan bangsa indonesia dari abad ke-7 sampai abad ke-19, antara lain relief Raden Wijaya sewaktu mengusir tentara Cina pada tahun 1292, lalu relief tentang pertempuran di benteng Sao Paolo pada tahun 1575 di maluku dan juga relief tentang Sultan Ageng menyerang Kastel Batavia tahun 1628.

Ruang pamer bagian dalam menyajikan 14 diorama yang menggambarkan cerita perlawanan terhadap para penjajah untuk mempertahankan tanah air. Ada juga tiruan senjata, meriam, baju perang, janji dan panji, formasi tempur, serta patung patung yang menggunakan baju tempur prajurit tradisional. Selain itu juga ada sekitar 23 patung pahlawan dari perunggu berukuran sedikit lebih besar dari manusia, yang di tempatkan mengelilingi panggung di dalam gedung, di antaranya Gajah Mada, Cut Nyak Dien, dan juga Pattimura


Meskipun keadaan bangunan ini agak kurang terawat, tetapi museum ini masih sangat berguna untuk sarana pembelajaran maupun sarana rekreasi dari berbagai kalangan

Jumat, 13 Desember 2013

Daftar 100 Rumus Senyawa Kimia



Berikut ini adalah daftar 100 senyawa kimia beserta namanya. Semoga bermanfaat:
Daftar Seratus Senyawa Kimia
No.
Nama Senyawa
Rumus Kimia
No.
Nama Senyawa
Rumus Kimia
1.
Air
H2O
51.
Tembaga (II) Oksida
CuO
2.
Etanol
C2H5OH
52.
Etanal
C2H4O
3.
Glukosa
C6H12­O6
53.
Magnesium Oksalat
MgC2O4
4.
Perak Nitrat
AgNO3
54.
Kalium Iodida
KI
5.
Kalsium Nitrat
Ca(NO3)2
55.
Kalium Permanganat
KMnO4
6.
Kalium Sulfat
K2SO4
56.
Kromium (III) Klorida
CrCl3
7.
Magnesium Hidroksida
Mg(OH)2
57.
Natrium Kromat
Na2CrO4
8.
Kalsium Karbonat
CaCO3
58.
Kalium Dikromat
K2Cr2O7
9.
Perak Klorida
AgCl
59.
Besi (III) Oksida
Fe2O3
10.
Propanon
C3H6O
60.
Asam Etanoat
C2H4O2
11.
Tembaga (II) Sulfat
CuSO4
61.
Barium Hidroksida
Ba(OH)2
12.
Karbon Dioksida
CO2
62.
Amonium Klorida
NH4Cl
13.
Natrium Klorida
NaCl
63.
Seng (II) Sulfat
ZnSO4
14.
Asam Klorida
HCl
64.
Barium Sulfat
BaSO4
15.
Magnesium Oksida
MgO
65.
Magnesium Hidrogen Karbonat
Mg(HCO3)2
16.
Barium Klorida
BaCl2
66.
Raksa (I) Bromida
Hg2Br2
17.
Litium Fluorida
LiF
67.
Nikel (III) Fosfat
NiPO4
18.
Barium Sulfida
BaS
68.
Emas (III) Klorida
AuCl3
19.
Tembaga (I) Oksida
Cu2O
69.
Mangan (II) Oksida
MnO
20.
Besi (III) Klorida
FeCl3
70.
Aluminium Oksida
Al2O3
21.
Amonium Hidroksida
NH4OH
71.
Karbon Monoksida
CO
22.
Natrium Karbonat
Na2CO3
72.
Nitrogen (I) Oksida
N2O
23.
Amonium Nitrat
NH4NO3
73.
Titanium (III) Karbonat
Ti2(CO3)3
24.
Besi (II) Sulfida
FeS
74.
Perak Oksalat
Ag2C2O4
25.
Metana
CH4
75.
Besi (II) Sulfat
FeSO4
26.
Amonia
NH3
76.
Dimetil Eter
C2H6O
27.
Natrium Hidroksida
NaOH
77.
Benzena
C6H6
28.
Kalium Fosfat
K3PO4
78.
Anilina
C6H5NH2
29.
Rubidium Oksalat
Rb2C2O4
79.
Asam Nitrat
HNO3
30.
Sesium Bromida
CsBr
80.
Amonium Fosfat
(NH4)3PO4
31.
Timbal (II) Iodida
PbI2
81.
Difosfor Pentaoksida
P2O5
32.
Besi (III) Bromida
FeBr3
82.
Kriolit
Na3AlF6
33.
Hidrogen Sulfida
H2S
83.
Seng Oksida
ZnO
34.
Aluminium Bromida
AlBr3
84.
Asam Sulfat
H2SO4
35.
Barium Oksida
BaO
85.
Karbon Tetraklorida
CCl4
36.
Silika
SiO2
86.
Metanol
CH4O
37.
Etilena
C2H2
87.
Aluminium Hidroksida
Al(OH)3
38.
Butana
C4H10
88.
Nitrogen Dioksida
NO2
39.
Hidrogen Peroksida
H2O2
89.
Kalsium Sulfida
CaS
40.
Kalium Tiosulfat
K2S2O3
90.
Stronsium Fosfat
Sr3(PO4)2
41.
Timbal (II) Nitrat
Pb(NO3)2
91.
Litium Flourida
LiF
42.
Tembaga (II) Sulfida
CuS
92.
Belerang Heksaklorida
SCl6
43.
Asam Oksalat
H2C2O4
93.
Fosfin
PH3
44.
Besi (III) Sulfat
Fe2(SO4)3
94.
Etilen Glikol
C2H6O2
45.
Belerang Trioksida
SO3
95.
Barium Iodida
BaI2
46.
Asam Salisilat
C7H6O3
96.
Fosfor Pentaklorida
PCl5
47.
Aspirin
C9H8O4
97.
Oleum
H2S2O7
48.
Kalsium Klorida
CaCl2
98.
Fenol
C6H5OH
49.
Litium Bromida
LiBr
99.
Kalium Asetat
CH3COOK
50.
Natrium Sulfit
Na2SO3
100.
Ozon
O3