Senin, 02 Juni 2014

Museum Keprajuritan Indonesia (TMII)

1.                Letak dan Bentuk Museum Keprajuritan TMII
Museum keprajuritan Indonesia, terletak di kawasan Taman Mini Indonesia Indah, di kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Letak museum ini terletak diantara museum transportasi dan dunia air tawar.
Bentuk museum ini menyerupai benteng klasik abad ke-16. Terdapat beberapa meriam di sisi atas museum. Benteng dikelilingi oleh parit dengan pintu kayu yang megah, di halaman museum terdapat replika kapal banten dan kapal phinisi yang besar.
2.                Pelajaran dari Museum Keprajuritan Indonesia TMII

Sangat banyak pelajaran yang dapat didapat dari berkunjung ke museum ini, di karenakan bukan hanya koleksi dari museum ini, tetapi juga karena setiap benda di museum ini memiliki makna dan arti. Contohnya:
·       Gerbang utama: gerbang dengan model dari abad ke-16 yang memiliki makna bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki keramahtamahan serta keterbukaan
·       Bastion: memiliki arti bahwa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kewaspadaan nasional demi menjaga keutuhan NKRI
·       Kapal Banten dan kapal Phinisi: memiliki makna bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki kekuatan maritim yang tersebar dari sabang sampai merauke

Ada pula penyajian pameran dalam bentuk diorama, fragmen patung, dan relief, bagian luar maupun bagian dalam. Pameran bagian luar merupakan paduan relief yang menyatu ke dinding bangunan bagian luar , meliputi 19 adegan kisah panjang perjuangan bangsa indonesia dari abad ke-7 sampai abad ke-19, antara lain relief Raden Wijaya sewaktu mengusir tentara Cina pada tahun 1292, lalu relief tentang pertempuran di benteng Sao Paolo pada tahun 1575 di maluku dan juga relief tentang Sultan Ageng menyerang Kastel Batavia tahun 1628.

Ruang pamer bagian dalam menyajikan 14 diorama yang menggambarkan cerita perlawanan terhadap para penjajah untuk mempertahankan tanah air. Ada juga tiruan senjata, meriam, baju perang, janji dan panji, formasi tempur, serta patung patung yang menggunakan baju tempur prajurit tradisional. Selain itu juga ada sekitar 23 patung pahlawan dari perunggu berukuran sedikit lebih besar dari manusia, yang di tempatkan mengelilingi panggung di dalam gedung, di antaranya Gajah Mada, Cut Nyak Dien, dan juga Pattimura


Meskipun keadaan bangunan ini agak kurang terawat, tetapi museum ini masih sangat berguna untuk sarana pembelajaran maupun sarana rekreasi dari berbagai kalangan

0 komentar: