1.
Pengertian
Banjir
Banjir
adalah peristiwa yang terjadi saat aliran air yang berlebihan merendam daratan.
Banjir biasanya disebabkan oleh, curah hujan yang berlebihan, meluap atau
jebolnya tanggul penampungan air dan
lain-lain.
2.
Banjir
Di Jakarta
Jakarta
adalah salah satu kota di Indonesia yang paling sering di landa banjir, masalah
banjir di Jakarta adalah masalah yang tak pernah usai dari waktu ke waktu.
Intensitas banjir dan area banjir di jakarta makin meluas, bisa dikatakan bahwa
Jakarta adalah kota langganan banjir.
3.
Contoh-Contoh
Masalah Banjir Di Jakarta
a)
Banjir,
Kampung Pulo Tergenang hingga 1,5 Meter
Hujan yang mengguyur Jakarta dan wilayah
di sekitarnya pada Sabtu malam, 29 Maret 2014, menyebabkan banjir di bantaran
Kali Ciliwung. Pada Ahad pagi, 30 Maret 2014, Kampung Pulo, Kampung Melayu,
Jakarta Timur, terendam banjir hingga 150 sentimeter.
b) Warga Kebon Jeruk Bosan dengan Banjir yang "Rajin"
Datang
Banjir
setinggi 30 centimeter, menerjang ratusan rumah di RW 05, Kedoya Selatan, Kebon
Jeruk, Jakarta Barat. Kendati tak terbilang parah, warga mengeluhkan banjir
yang "rajin" datang.
Banjir kali ini diketahui adalah banjir kiriman
dari Kali Pesanggrahan membuat warga stres.
"Saya
stress dan pusing, kalau begini terus," ujar salah satu warga Mastiur Lan
(63), saat ditemui di tengah banjir, Jumat (23/5/2014).
Menurutnya, banjir merendam beberapa rumah warga,
yaitu di RT 02,03,04, dan 13. Air naik ke rumah-rumah warga sejak dini hari
sekira pukul 02.00 WIB. Warga kemudian menyelematkan barang-barang berharga.
"Air masuk ke rumah saya pukul 03.00 WIB," lanjutnya.
Menurutnya,
masalah seringnya banjir masih belum tertangani sejak ia pindah ke lokasi itu
pada 1986. "Masalahnya di kali itu lagi, saya pindah tahun 1986 kali ini
gak pernah dikeruk," tutup pensiunan guru SMP Negeri 197 Jakarta itu
c) Kawasan sekitar
Ciledug Jakarta terendam banjir
Sejumlah
lokasi di Kecamatan Ciledug, Tangerang Selatan, Banten, dan beberapa kecamatan
sekitarnya terendam banjir akibat meluapnya Kali Angke dan Kali Pesanggrahan
yang melintasi kawasan perbatasan Tangerang dan DKI Jakarta itu, Jumat.
Air
dari Kali Angke mulai meluap dan memasuki kawasan pemukiman di sekitarnya,
seperti Ciledug Indah I dan Pinang Griya Permai dengan ketinggian bervariasi,
namun untuk sementara tidak lebih dari betis kaki orang dewasa, demikian
pantauan Antara di lapangan.
4.
Cara-Cara
Penanggulangan Banjir
·
Pompa
waduk pluit
Wakil
Menteri Pekerjaan Umum, Ahmad Hermanto Dardak, meresmikan pengoperasian tiga
unit pompa baru di Waduk Pluit. Terhimpun di satu bangunan rumah di sisi timur
waduk, tambahan tiga pompa itu membuat ancaman banjir gara-gara air melimpas dari waduk terbesar di Jakarta ini tak perlu
dikhawatirkan lagi.
“Saya
harapkan tambahan tiga pompa ini bisa menanggulangi banjir di Jakarta,” kata
Hermanto saat peresmian pompa-pompa tersebut di Muara Baru, Kamis, 27 Maret
2014.
Kapasitas
sedot ketiga pompa tersebut masing-masing sebesar 5 meter kubik per detik.
Bersama pompa-pompa yang ada di sisi barat dan tengah, mereka menciptakan total
daya sedot sampai 49 meter kubik per detik.
Adapun
kapasitas debit air yang masuk ke Waduk Pluit sebesar 34 meter kubik per detik.
"Saya kira ini sudah bisa mengendalikan banjir," kata Hermanto lagi.
Seperti
rumah pompa lainnya rumah pompa di sisi timur dikelola dan dipelihara oleh
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Hermanto menambahkan. Namun, jika ada
kerusakan yang berat, pihak kementerian tetap ikut membantu.
Proyek
pembangunan tiga pompa di waduk seluas 2.080 hektare tersebut menggunakan dana
hibah dari Jepang sekitar Rp 120 miliar. Proyek pembangunan sendiri berlangsung
selama dua tahun dan dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama dimulai tanggal 7
Maret 2012-30 Juni 2012, tahap kedua dimulai 1 Juli 2012-30 September 2013,
tahap ketiga dimulai 1 Juli 2012-Desember 2014.
Lingkup
pekerjaan meliputi rekonstruksi stasiun pompa tiga lantai seluas 400 meter
persegi, serta pembangunan tanggul laut di depan stasiun pompa. Saat ini proyek
pembangunan sudah berlangsung selama 23 bulan dengan progres pekerjaan sebesar
92,2 persen.
·
Jokowi Kebut Normalisasi 13 Kali Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi berencana mempercepat
proses pembebasan lahan dan normalisasi 13 sungai besar. Apalagi dirinya sebentar
lagi akan nonaktif dari jabatan gubernurnya lantaran mulai cuti terhitung sejak
31 Mei 2014.
Karenanya, Pemprov DKI Jakarta dan Kementerian Pekerjaan Umum hari ini
menggelar penandatanganan kerja sama. Jokowi berharap, pembebasan lahan ini
dapat dilakukan sebelum musim hujan datang agar banjir dapat diminimalisir.
"Ini kan maunya kebut-kebutan.
Sebelum musim hujan itu bisa diselesaikan. Siang-malam dikerjakan. Siang malam
kita kebut. Yang mesti kita selesaikan ya selesaikan. Sampai akhir harus kita
selesaikan," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Jumat (30/5/2014).
Musim penghujan sendirinya biasanya terjadi pada sekitar bulan
November-Desember. Sementara dirinya, akan non aktif sebagai Gubernur DKI untuk
mengikuti Pilpres 2014. Dan jika terpilih menjadi presiden nanti, pelantikan
digelar pada Oktober.
Karenanya, pembebasan lahan dan normalisasi 13 sungai besar yang bekerja
sama dengan pemerintah pusat, khususnya untuk Kali Pesanggrahan, Angke, dan
Sunter, tengah dikebut pengerjaannya.
"Normalisasi dan pembebasan lahan dua-duanya berbarengan. Yang
pertama dilakukan yang dibebaskan yang dilalui kali Pesanggrahan. Misalnya di
kawasan Karet, di Kedoya," tutur Jokowi.
Semua tugas pembebasan lahan akan dilakukan Pemprov DKI. Sementara,
Dirjen Sumber Daya Air Kemen PU, Mohammad Hasan, mengatakan, pihaknya
bertanggung jawab pada pengerjaan fisik. Untuk normalisasi Kali Pesanggrahan,
Angke, Sunter pihaknya menggelontorkan dana Rp 250 miliar. Kemudian Pemprov DKI
mengalokasikan dana pembebasan lahan sebesar Rp 250 miliar, tahun ini.
"Masih kurang 30 persen pengerjaan normalisasi, ini sudah berjalan
3 tahun, cuma dikerjakan bertahap. 30 Persen untuk Angke, Sunter dan
Pesanggrahan. Totalnya 30 persen lagi yang belum," jelas Hasan.
0 komentar:
Posting Komentar